top of page

Ajaran Islam Tentang Urgensi dan Kedudukan Agama dalam Kehidupan Manusia.

 

 Urgensi dan Kedudukan Agama dalam Kehidupan Manusia.

1. Agama Sebagai Pedoman Hidup.

            Agama bagi kehidupan manusia menjadi pedoman hidup (way of life). Orang yang biasa menjalankan perintah dan aturan agama, tanpa adanya pengawasan akan ringanlah menjalankan aturan-aturan dan undang-undang masyarakat atau negaranya. Karena, sudah terbiasa menjalankan peraturan dan undang-undang tanpa pengawasan.

            Jelaslah, bahwa agama sangat besar manfaatnya bagi kehidupan manusia terutama bagi siapa yang memeluknya.

  • Agama dapat mendidik manusia supaya mempunyai pendirian yang kokoh dan sikap yang positif.

  • Agama dapat mendidik manusia supaya memiliki ketentraman jiwa. Orang beragama akan dapat merasakan manfaat dari agamanya, lebih-lebih ketika dia ditimpa kesusahan dan kesulitan.

  • Agama dapat mendidik manusia supaya berani menegakkan kebenaran dan takut untuk melakukan kesalahan. Jika kebenaran sudah tegak, akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.

  • Agama juga dapat menjadi alat untuk membebaskan manusia dari perbudakan terhadap materi. Agama mendidik manusia supaya tidak ditundukkan oleh materi yang bersifat duniawi. Akan tetapi, manusia hanyalah disuruh tunduk kepada Tuhan yang Maha Esa.[1]

Pentingnya agama dalam kehidupan manusia membuat Sri Aurobindo dalam artikel “The Present Evolutionary Crisis” menyebut peradaban material manusia  sebagai system of civilization dan agama sebagai trancedental power, dua hal yang tidak bisa dilepaskan satu sama lain. Jika salah satu di antara dua hal tersebut hilang, yang terjadi adalah krisi yang membawa pada kekacauan social dan psikis manusia, yang sebenarnya akan mengancam keberlanjutan kehidupan manusia itu sendiri.

            Dalam kehidupan social, agama tidak hanya menjadi legitimasi etik bagi pemeluknya, tetapi juga memiliki peran penting dalam ranah kehidupan social masyarakat. Dalam dunia ekonomi, misalnya, muncul istilah bank syari’ah, bank mu’amalah, kredit syari’ah, dan lainnya yang kesemuanya merujuk pada nilai etis dan social agama (Islam). sedangkan dalam bidang kesenian, nilai etis, dan ajaran agama juga salah satu rambu, demikian pula dalam ranah politik.[2]

            Sesungguhnya agama memiliki dua peran yaitu peran ilahiah dan kemanusiaan. Artinya agama tidak hanya mengandung satu wajah, tapi banyak wajah (dzu wujuh). Agama sebagai penegak misi kemanusiaan dan sebagai wadah implementasi serta pedoman moral hubungan antar-manusia. Agama juga berfungsi sebagai etika kehidupan akhirat dan social yang menaungi segenap misi kemanusiaan sepanjang zaman.[3]

Dalam pandangan islam, keberagamaan adalah fitrah (sesuatu yang melekat pada diri manusia yang melekat sejak kelahiarannya).

 

 

 

            Ini berarti manusia tidak dapat melepaskan diri dari agama. Tuhan menciptakan demikian, karena agama merupakan kebutuhan hidupnya. Memang manusia dapat menangguhkannya sekian lama boleh jadi sampai menjelang kematiannya. Tetapi pada akhirnya, sebelum ruh meninggalkan jasad ia akan merasakan kebutuhan itu. Memang desakan pemenuhan kebutuhan bertingkat-tingkat. Kebutuhan manusia terhadap air dapat ditangguhkan lebih lama dibandingkan kebutuhan udara. Begitu juga kebutuhan manusia terhadap makanan, jauh lebih singkat dibandingkan dengan kebutuhan manusia untuk menyalurkan naluri seksual. Demikian juga kebutuhan manusia terhadap agama dapat ditangguhkan tapi tidak untuk selamanya.[1]

Lahirlah filsafat eksistensialisme, yang mempersilakan manusia untuk melakukan apa saja yang dianggapnya baik., atau menyenangkan tanpa mempedulikan nilai-nilai. Namun, itu semua tidak dapatmenjadikan agama tergusur, karena agama tetap ada dalam diri manusia, walaupun keberadaannya kemudian tidak diakui oleh kebanyakan manusia itu sendiri.

            Demikian Murtadha Muthahhari menjelaskan sebagian fungsi dan peranan agama dalam kehidupan ini, yang tidak mampu diperankan oleh ilmu dan teknologi. Dalam hubungannya dengan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, agama sesungguhnya sangat berperan, terutama jika manusia tetap ingin jadi manusia. Ambillah sebagai contoh bidang bio-teknologi. Ilmu manusia sudah sampai kepada batas yang mnjadikannya berhasil melakukan rekayasa genetika. Apakah keberhasilan ini akan dilanjutkan sehingga menghasilkan makhluk-makhluk hidup yang dapat menjadi tuan bagi penciptanya sendiri? Apakah ini baik atau buruk? Yang dapat menjawabnya adalah nilai-nilai agama, dan bukan seni, bukan pula filsafat.[2]

Manusia memiliki hajat akan agama karena manusia memiliki kode etik yang menjadi sebab diaturnya sistem mu’amalah ma’annas (saling hubungan antara manusia). Antara lain contoh kode etik dalam sistem mu’amalah ma’annas yaitu dibentuklah apa yang disebut lembaga perkawinan dimana diatur dan ditetapkan soal aqad nikah sebagai pangkal-tolak pembangunan rumah tangga yang sejahtera dan bahagia. Yang mampu memberikan kode etik yang bernilai absolute untuk mengangkat martabat manusia hanyalah agama (Islam).[3]

            Agama juga menjadi sumber pendidikan kemanusiaan, untuk mengokohkan ketinggian martabat manusia dalam rangka memenuhi fungsinya ssebagai khalifah Allah dibumi, ajaran iislam menegaskan perlunya kesatuan ilmu dan agama. Akhirnya dalam hubungan manusia dengan agama, maka agama menjadi sumber paling luhur bagi manusia. Sebab yang digarap oleh agama ialah masalah mendasar buat kehidupan manusia, yaitu akhlak. Kemudian dari segi ini dihidupkannya dengan kekuatan ruh tauhid dan ibadah kepada Tuhan, sebagai kewajiban dan tujuan hidup dari perputaran roda sejarah manusia di dunia.

 

2.Agama Sebagai Ide Dasar Perdamaian

              Perdamaian merupakan salah satu cirri utama agama islam. ia lahir dari pandangan ajarannya tentang Allah, tuhan mahakuasa, alam, dan manusia. Allah, Tuhan yang Maha Esa, adalah Maha Esa. Dia yang menciptakan segala sesuatu berdasarkan hendak-Nya semata. Semua ciptaan-Nya adalah baik dan serasi, sehingga tidak mungkin kebaikan dan keserasian itu mengantar kepada kekacauan dan pertentangan. Dari sini bermula kedamaian antara seluruh ciptaan-Nya.

 

3.Agama Sebagai Kerukunan dan Demokrasi

              Biasanya yang paling berharga bagi sesuatu adalah dirinya sendiri. Ini berarti yang paling berharga buat agama adalah agama itu sendiri. Karenanya setiap agama menuntut pengorbanan apa pun dari pemeluknya demi mempertahankan kelestariannya. Mempertahankan eksistensinya sebagai agama, tetapi juga mengakui eksistensi agama-agama lain, dan memperinya hak untuk hidup berdampingan sambil menghormati pemeluk-pemeluk agama lain. Tetapi Allah tidak menghendaki yang demikian, karena itu dia memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih sendiri jalan yang dianggapnya baik, mengemukakan pendapatnya secara jelas dan tanggung jawab. Disini dapat ditarik kesimpulan bahwa kebebasan berpendapat, termasuk kebebasan memilih agama, adalah hak yang dianugrahan tuhan kepada setiap insan.[4]

 

2.3    Pentingnya Agama Islam

             Agama islam adalah suatu peradaban yang memberikan konsep khusus tentang manusia, menentukan tempatnya dalam masyarakat dan menunjukkan eksperimen-eksperimen yang mengatur antar bangsa. Selain dari pada itu, Islam tidak hanya telah member iuran historis kepada kebudayaan universal, tetapi bersedia dengan sungguh-sungguh untuk memberi jawaban terhadap problema perorangan, social dan antar negara yang menggoncangkan dunia sekarang.[5]

Agama Islam memiliki peran penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai pedoman hidup, karena agama islam sebagai pedoman hidup yang paling sempurna, rahmat bagi seluruh umat dan agama islam juga sebagai pendorong kemajuan ilmu dan teknologi. Tidak ada satupun masalah yang terjadi di muka bumi ini tanpa adanya suatu pemecahan masalah. Dari urusan yang kecil di dalam diri kita masing-masing, lalu di dalam keluarga kita, dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, maupun urusan besar lainnya, semuanya itu bisa di selesaikan oleh agama islam. Maka sangat tepat, bila dikatakan bahwa agama islam sebagai pedoman hidup yang paling sempurna. Artinya, semua petunjuk, aturan-aturan, hukum-hukum, tatacara-tatacara serta seluruh aktivitas manusia, semuanya ada dalam agama islam.

            Agama Islam juga sebagai rahmat bagi seluruh umat manusia. Artinya, Islam di muka bumi ini sebagai penerang kehidupan manusia, yang membawa manusia dari jaman jahiliyah ke jaman terang benderang, penuh dengan ajaran suci dan murni sehingga nilai-nilai serta peradaban manusia menjadi lebih baik dan lebih bermoral. Dengan adanya agama islam di muka bumi ini, nilai akidah akhlak menjadi lebih penting sehingga kehidupan ini menjadi lebih bermakna, saling menghargai, saling tolong-menolong dan saling mengasihi antara satu dengan yang lainnya. Agama islam menjadi rahmat bagi seluruh umat manusia tanpa kecuali.

 

             Agama Islam sebagai pendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari zaman ke zaman. Mengapa demikian? Karena agama islam dalam ajarannya selalu memerintahkan manusia untuk belajar ilmu pengetahuan dan teknologi.[1]

 

Fungsi agama dalam kehidupan antara lain:

  • Fungsi Edukatif:

Agama memberikan bimbingan dan pengajaaran tentang boleh tidaknya suatu perbuatan, cara beribah, dll dengan perantara petugas-petugasnya (fungsionaris).

 

  • Fungsi Penyelamatan:

Agama membantu manusia untuk mengenal sesuatu “yang sakral” dan “makhluk teringgi” atau Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya. Sehingga dalam yang hubungan ini manusia percaya dapat memperoleh apa yang ia inginkan.

 

  • Fungsi Pengawasan Sosial:

Agama mengamankan dan melestarikan kaidah-kaidah moral (yang dianggap baik) dari serbuan destruktif dari agama baru dan dari system hokum Negara modern.

 

  • Fungsi Memupuk Persaudaraan:

Kesatuan persaudaraan atas dasar se-iman, merupakan kesatuan tertinggi karena dalam persatuan ini manusia bukan hanya melibatkan sebagian dari dirinya saja melainkan seluruh pribadinya dilibatkan.

 

  • Fungsi Transformatif:

Mengubah bentuk kehidupan baru atau mengganti nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru yang lebih bermanfaat.

 

 

 

 

 

bottom of page